Sebelum semua lorong tak lagi memantulkan
gema, sebelum kesia-siaan mengirim berjuta sesal, sebelum segala sesal
menahtakan luka di batin, sebelum lukanya menjadi diam, diam menjadi azab, azab
mengundang guntur, guntur memuntahkan amarah, amarah melepas anak panah, anak
panah membidik sasaran, menggores luka dimana mana, luka dikepala, luka didada
luka dikaki, dan ini yang paling perih luka dihati, luka yang diam.
Ketika hawa nafsu membongkah menjadi badai,
menyerbu dan menyapu apa saja, menjadi gelombang pasang, menerkam dan
menenggelamkan apa saja, dan menjadi air bah, menyeret dan menghanyutkan apa
saja, diam telah kehilangan maknanya, ketika diam berubah menjadi gayut kegelapan
lalu jatuh menimpa atap-atap bangunan moralitas, merobohkan sendi-sendinya,
membuldoser asasnya, dan menimbun eksistensi kita dalam puing-puing yang bisu,
diam telah keluar dari maknanya.
Hari ini saya bahagia luar biasa,
Subhanallah seorang sahabat telah kembali shalat setelah sekian lama ia menjauh
dari ALLAH, setelah
sekian lama jiwanya kering dari nama ALLAH,
setelah sekian waktu berlalu dia tak lagi merasakan sejuknya air mengalir menyapu
wajah, meruntuhkan dosa demi dosa, insya ALLAH. Setelah sekian
lama kerontang hatinya, setelah hampir terlupa bahwa apa-apa yang dimilikinya
karena ALLAH, setelah sekian kisah
dijalani dan ditengah keramaian masih terasa sepi, dia kembali, kembali wudhu,
kembali sujud, kembali ruku, sujud yang meluruhkan seluruh beban dipundaknya
yang kian terasa berat, sujud yang menunjukan hati, meluruhkan sombong :)
“Indah,
setiap kita lahir bersih, harusnya kita juga pulang bersih kan ya, maksud gue
setelah dibersihkan dari segala dosa, seharusnya kita tahu bahwa kita sebetulnya
tak memiliki apa-apa kan ya, semua milik ALLAH, dari-NYA” saya
hanya tersenyum membiarkannya berbicara, antara percaya tidak percaya
sosok laki-laki yang tampilannya kusut
ini mampu berbicara bak ahli dakwah, dan saya mulai memutar otak karena apa
yang dikatakannya benar meski datang dari seorang yang selama ini dikenal tidak
mau shalat, setiap kali diajak shalat jawabannya adalah “dulu kecil gue udah shalat Indah, sekarang belum perlu lagi” hehehe manusia aneh :P
Kemudian untuk mengakhiri rasa
penasaran saya atas perubahan pada diri sahabat saya ini, saya mulai bertanya “kenapa sih koq tiba tiba mau shalat?” dan jawabannya sungguh menyejukan hati “ALLAH ada dimana mana kan ya, DIA mengawasi apa yang gue
lakukan, apa yang gue ucapkan, apa yang gue ambil dan apa yang gue beri”
ah seandainya setiap kita berpikir seperti sahabat saya mungkin tempat tempat
maksiat itu sepi, mungkin narkoba tak beredar, mungkin Menkominfo tak perlu
repot repot teriak untuk menutup situs porno, mungkin masjid akan ramai,
mungkin anak anak jalan bisa bersekolah karena tak ada orang mirip Gayus yang
mengemplang jatah sekolah mereka …
“Dan DIA bersama kamu di mana saja kamu berada.”
(QS. Al Hadid [57] :
4).
Maha Benar ALLAH dengan segala firmanNYA …
Dan rasanya memang sudah saatnya
kita menyadari bahwa ALLAH itu ada, dekat
dengan urat leher kita, masih belum adakah rasa takut dihati kita untuk
menjauhi dosa-dosa? dan cukuplah hidup yang singkat ini kita isi dengan hal hal
yang diridhoi ALLAH saja :) bukankah kita
semua tahu bahwa napas kita PASTI akan
berhenti bukan? lalu kenapa dong masih saja asik pacaran, masih saja
bergunjing, masih saja sombong, masih saja cinta dunia hingga lupa mati, masih
gak mau shalat, masih gak malu sama ALLAH yang
melihat kita bermaksiat padahal segalanya sudah diberi…..
Cape
deh :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar