Mungkin tulisan ini sudah
terlambat diposting sebab kejadiannya sudah agak lama, tapi tidak apalah untuk
berbagi.........
“Jangan terlambat pulang ya nak”
ini adalah kalimat yang selalu disisipkan oleh Ibu saya setiap hari sebelum
saya keluar rumah, iya setiap hari Ibu saya selalu mengingatkan saya untuk
pulang, padahal kalau saya pikir pikir, tidak diingatkanpun saya pasti pulang,
emang mau kemana lagi kalau gak pulang, kan gak mungkin saya selamanya berada
diluar bukan? setelah sekian tahun kalimat itu saya dengar, baru hari ini dalam
perjalanan pulang, diantara hujan deras yang mengguyur tubuh saya yang
terselimuti mantel abu-abu yang sudah agak kusang, saya tersadar betapa kalimat
itu memiliki arti yang subhanallah, luar biasa indahnya. Iya kalimat “Jangan
terlambat pulang ya nak” bukankah makna pulang itu identik dengan kembali :)
Iya, pulang adalah kembali,
setelah bepergian saya akan kembali kerumah, setelah perjalanan panjang saya
akan kembali kepada pemilik jiwa saya, setelah terkena matahari selama puluhan
tahun saya akan kembali ke tanah, setelah khilaf demi khilaf saya lakukan saya
kan kembali mencari ampunan dan begitu seterusnya, dan benar Ibu saya bilang
bahwa saya tidak boleh terlambat pulang, pulang kepada kebenaran setelah
kekhilafan, saat hawa napsu menggelincirkan saya maka saya harus cepat pulang,
cepat kembali :) ah sungguh perenungan hujan yang indah nieh. Subhanallah … Ibu
saya memang perempuan terhebat didunia ini selain selain ibu-ibu yang lain lain
*belibet ya*
Ketika saya lupa pulang itu
artinya saya nyasar, saya tersesat, dan semakin jauh saya tersesat, semakin
jauh saya dari rumah, semakin jauh pula saya dari jalan kembali, atau mungkin
jika ini saya biarkan dan saya tidak cepat cepat pulang maka saya akan
selamanya tersesat, dan sebelum terlanjur jauh tersesat maka saya harus segera
pulang…
Sungguh kalimat “jangan terlambat pulang ya
nak” menjadi begini indah :)
Yang terpikir oleh saya kemudian
adalah bagaimana caranya agar saya tidak terlambat pulang [mikir], kalau
dijalan dan saya tersesat maka yang pertama kali saya cari adalah petunjuk
jalan “Peta”
[dora mode on :) ] iya, peta adalah pentunjuk jalan, dan ketika jiwa
saya yang tersesat, dan saya hendak kembali kejalan yang benar maka peta saya
tentunya Al-Quran dan As-Sunnah, disana jelas tertulis dan bukan lagi peta yang
masih harus saya duga-duga dimensinya, disana tertulis lengkap jalan mana yang
harus saya ambil dan jalan mana yang harus saya hindari agar gak nyasar :) JELAS.
Dan kini peta sudah ditangan,
sudah waktunya saya untuk pulang mengikuti peta ini, karena kalau saya tersesat
kemudian saya malah cari penginapan dan tidur dulu disana, kapan saya sampai
rumah dong :) dan mulai sekarang yang
harus saya lakukan adalah tidak lagi kembali ke jalan yang sesat.
Bila selama ini saya membicarakan
hal hal yang tidak berguna, maka sudahilah. Bila selama ini saya berdusta maka
pulanglah dengan mengobati hati dengan kejujuran.
Bila selama ini saya
menggantungkan kebahagiaan pada manusia lain maka berhentilah dan bergantunglah
hanya pada ketentuan ALLAH. Bila selama ini saya mengikuti saja kemana hawa
napsu membawa saya maka cukuplah sampai disini, dan berhentilah dititik ini
kemudian putar arah dan pulang :)
Dan semoga saya akan selalu ingat
bahwa suka atau tidak suka maka ALLAH akan menyeret saya pulang, napas saya
akan berhenti, dan ketika napas saya terhenti sementara saya belum juga mau
pulang maka saya akan sangat merugi, didunia tersesat, diakhirat merana :) Dan saya tidak mau ketika pipi saya menempel
di liang lahat saya belum menemukan jalan pulang, jadi harus sekarang saya
putar arah balik dan kembali kepada yang baik baik, lakukan semua kebenaran dan
buang jauh jauh hal yang akan menyesatkan.
Ayo, putar arah tinggalkan
gemerlap dunia yang menyesatkan dan jangan terlambat pulang, bacalah peta yang
diberikan oleh ALLAH :)
Kalau kata peta itu pacaran
adalah haram/dosa ya jangan pacaran, kalau kata peta itu berzina adalah dosa ya
jangan berzina, kalau kata peta itu menyakiti dan mendzalimi orang lain itu
menyesatkan yah jangan dijalankan dong, kalau kata peta itu berjilbab adalah
wajib yah dipake dong jilbabnya, kalau kata peta itu jadikan ikhlas, sabar,
tawakal adalah jalan yang lurus agar selamat, ya diikuti dong…
Jangan sampai peta sudah ditangan
tapi tetap nyasar :) karena peta-nya cuma dipegang gak dibaca, ya pasti nyasar
lah, ketika peta sudah ditangan tapi
kita malah asik muter muter dan lebih jauh lagi nyasar yah itu artinya akalnya
gak dipake …
Dan siap siap yang punya peta
jadi gak peduli. Mau nyasar keq, mau kecemplung jurang keq … sedih banget kalau
ALLAH sudah gak peduli :( nauzubillahimindhalik.
Hati nurani saya ikut nimbrung “makanya, baca tuh Alquran dan Assunnah dan ikuti petunjuk
keduanya” :)
Hidup adalah sebuah perjalanan, tempat persinggahan menuju rumah abadi. Ibarat kita ingin melakukan sebuah perjalanan yang panjang. Hidup di dunia ini adalah tempat mempersiapkan segala kebutuhan-kebutuhan yang akan kita perlukan diperjalanan nanti.Bayangkan jika kita tidak mempersiapkan apapun, apakah yakin perjalanan kita itu akan lancar tanpa hambatan?!!Atau malah menemui berbagai rintangan yang itu tak akan kita ketahui?!Namun sebaliknya, jika kita sudah mempersiapkan segala bekal itu, insya ALLAH semuanya akan berjalan seperti yang kita inginkan.Lalu sejauh mana persiapan kita di saat kita di panggil pulang menghadap-NYA?!Sudah siapkah ketika perjalanan itu berakhir, saat DIA datang menjemput tiba-tiba??
Wallahu’alam
bish-shawab!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar